Langsung ke konten utama

Postingan

Selami perasaanmu

Kehilangan kesempatan untuk mengikuti acara-acara dengan teman, acara untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan olahraga, adalah hal yang sangat mengecewakan. “Ini adalah kehilangan dengan skala besar dan menjengkelkan, dan wajar untuk dirasakan oleh remaja,” kata Dr. Damour. Cara terbaik untuk mengatasi kekecewaan ini? Biarkan dirimu merasakan kekecewaan ini. “Kalau soal mengalami perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya. Lanjutkan hidupmu dan jika merasa sedih, selami perasaanmu. Jika kamu bisa membiarkan dirimu merasa sedih, akan lebih cepat pula kamu merasa lebih baik.” Setiap orang punya cara berbeda untuk mengolah perasaan. “Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan membuat karya seni, beberapa anak memilih berbicara dengan teman-teman mereka dan menggunakan kesedihan yang dirasakan bersama sebagai cara untuk merasa terhubung di tengah situasi keteka mereka tidak bisa bertemu secara fisik, sementara beberapa anak memilih untuk me
Postingan terbaru

Fokuslah pada dirimu

Pernahkah kamu berniat untuk belajar hal baru, membaca buku baru, atau belajar cara memainkan alat musik tertentu? Sekarang lah saatnya untuk melaksanakannya. Fokus pada diri sendiri dan mencari cara untuk memanfaatkan waktu tambahan yang kamu dapatkan adalah cara yang produktif untuk menjaga kesehatanmu. “Saya sendiri sudah membuat daftar buku-buku yang ingin saya baca dan hal-hal yang dari dulu sudah ingin saya lakukan,” kata Dr. damour. “Kalau sudah bicara tentang perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya.”

Temukan cara baru untuk berkomunikasi dengan teman-temanmu

 Jika kamu ingin bersosialisasi dengan teman di tengah kondisi social distancing, media sosial adalah solusi yang bagus untuk berkomunikasi. Salurkan kreativitasmu: Ikuti Tik-Tok challenge seperti #safehands, #dirumahaja, dan lain-lain. “saya tidak akan pernah meremehkan kreativitas remaja,” kata Dr. Damour, “Menurut saya, remaja akan menemukan cara untuk [terhubung] dengan satu sama lain secara online melalui cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.” “[Tetapi] memiliki akses tanpa batas ke layar kaca atau media sosial itu bukan hal yang bagus. Itu hal yang tidak sehat dan tidak cerdas, dan bahkan bisa menambah rasa cemasmu,” kata Dr. Damour, yang merekomendasikan agar kamu mendiskusikan dengan orangtua untuk mengatur jadwal screen time (waktu yang Kamu habiskan di depan televisi/gadget) untukmu.

Mencari pengalihan

  “Menurut para psikolog, ketika kita berada dalam kondisi yang sangat sulit, akan sangat membantu untuk mengenali masalah menjadi dua kategori: Hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan,” kata Dr. damour. Saat ini ada banyak hal yang jatuh pada kategori kedua, dan itu tidak apa-apa. Tapi satu hal yang bisa membantu kita untuk menghadapi situasi tersebut adalah dengan mencari pengalihan untuk kita sendiri. Mengerjakan PR, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur adalah hal-hal yang disarankan oleh Dr. Damour untuk mencari pelampiasan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

Sadari bahwa kecemasanmu adalah hal yang wajar

 Jika penutupan sekolah dan judul-judul mengkhawatirkan di media membuatmu merasa cemas, kamu tidak sendirian. Malah, itu adalah hal yang sudah seharusnya kamu rasakan. “Para psikolog sudah lama menyadari bahwa kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri,” kata Dr. Damour. “Kecemasanmu akan membantumu mengambil keputusan yang harus dibuat saat ini, seperti tidak menghabiskan waktu bersama orang lain atau dalam kelompok besar, mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah.”Perasaan-perasaan tersebut tidak hanya membantu menjaga dirimu, tapi juga orang lain. Hal inilah yang mencerminkan “bagaimana kita ikut menjaga anggota masyarakat. Kita juga memikirkan orang-orang di sekitar kita, lho.” Merasa cemas mengenai COVID-19 memang hal yang benar-benar bisa dimengerti, tetapi pastikan bahwa kamu “menggunakan sumber yang terpercaya (seperti situs UNICEF atau WHO) ketika mencari informasi,
  Menjadi seorang remaja adalah hal yang tidak mudah, dan penyakit coronavirus (COVID-19) bisa membuatnya semakin sulit. Dengan ditutupnya sekolah dan dibatalkannya berbagai acara, banyak remaja kehilangan beberapa momen besar di kehidupan mereka — dan juga momen keseharian seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di kelas. Untuk para remaja yang merasakan perubahan hidup akibat wabah lalu merasa cemas, terisolasi, dan kecewa karenanya, ketahuilah: kamu tidak sendirian. Kami berbicara dengan Dr. Lisa Damour, seorang psikolog remaja, penulis  best-seller  dan kolumnis bulanan  New York Times,  tentang hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mempraktikan perawatan diri dan menjaga kesehatan mentalmu.